Senin, 12 Juli 2010

Sang Musafir

Aku berjumpa dia di perempatan – seorang lelaki yang hanya berjubah dan bertongkat, dengan kerudung penderitaan pada wajahnya. Kami saling mengucapkan salam, lalu aku berkata padanya, "Singgahlah ke rumahku sebagai tamu."

Ia pun ikut aku pulang.

Istri dan anakku menyongsong kami di ambang pintu; orang itu tersenyum pada mereka, dan mereka pun menyambut hangat kedatangannya.

Kami duduk makan bersama. Kami pun merasa akrab bersama dia, yang berwajah sunyi dan gaib.

Setelah makan, kami berkumpul dekat pendiangan. Kami bertanya perihal pengembaraannya.

Malam itu ia bercerita panjang kepada kami, begitu pula esok harinya. Wajahnya ramah, tapi tersirat jejak penderitaannya. Kisahnya mengenai derita dan kepedihan sepanjang perjalanan.

Dan bila ia meninggalkan kami tiga hari kemudian, kami pun lebih merasa bahwa seorang di antara kami masih berada di halaman dan belum masuk ke dalam rumah.

(Kahlil Gibran)

Related Articles:



This Related-Post-By-Category Widget by Hoctro | Jack Book

0 komentar:

About Me

Foto saya
Bermula dari ngobrol-ngobrol biasa/ santai tentang berbagai topik antar beberapa teman. Lalu komunitas orang ngobrol itu disebut lingkar studi alias (Study Cycle 'Siklus Belajar'). Ketika beberapa teman itu tersebar ke berbagai daerah akibat pekerjaan dan tidak lagi bisa bertemu di darat, maka internet menjadi pilihan untuk melanjutkan obrolan. Pertama-tama di friendster, lalu facebook, dan situs-situs lain. Karena kesibukan kerja, blog menjadi pilihan utama, mengingat kelebihannya sebagai ajang diskusi yang tidak real time. Lalu, orang-orang yang berminat membaca obrolan dan diskusi pun bertambah, sehingga member dan friend lingkar studi bertambah, bahkan termasuk dari luar negeri. Meski demikian, komunitas ini tidak pernah menjadi organisasi, karena sifatnya sebagai ajang ngobrol ide dan pemahaman melalui blog dan comment, juga forum dan chatting, tidak berubah.

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP