Idiom (Ungkapan)
Idiom atau ungkapan adalah ujaran yang penggunaannya dalam suatu bahasa itu khas bagi suatu bahasa dan komunitas, baik dalam hal konstruksi gramatikal maupun dalam hal makna yang tidak dapat diketahui dari gabungan makna kata-kata yang digunakan dalam idiom tersebut. Idiom itu fenomena berbahasa yang lumrah, yang dapat ditemukan dalam berbagai bahasa, dari bahasa kuno berusia ribuan tahun sampai pada bahasa-bahasa modern. Dalam linguistik, masih diperdebatkan apakah idiom dianggap sebagai gaya bahasa yang bertentangan dengan principle of compositionality (prinsip penyusunan) atau tidak.
Contoh idiom bahasa Indonesia:
- panjang tangan: suka mencuri
- besar kepala: sombong
- banting tulang: kerja keras
Contoh idiom bahasa Inggris:
- put words in (to) someone's mouth: menginterpretasikan perkataan seseorang sehingga maknanya seperti yang anda inginkan dan bukannya seperti yang si pembicara itu maksudkan
- What the heck!: tidak masalah
- cry in one's beer: menyesali diri
- to kick the bucket: modar (bahasa kasar dari mati)
Makna suatu idiom tidak dapat diketahui dari kata-kata yang menyusun idiom tersebut, sehingga untuk mengetahui maknanya, kita perlu menghafalnya atau dengan cara melihat kamus. Selain dengan kedua cara itu, terkadang kita bisa menafsirkan makna suatu idiom dari konteks kalimat dimana idiom tersebut ada.
Contoh mengenal idiom dari konteks:
- Dia pemuda yang ringan tangan. Setiap kali melihat ada yang kesusahan, segera saja ia membantu semampunya.
Dalam konteks kalimat, idiom "ringan tangan" berarti suka membantu
- Ringan tangan sekali dia! Hanya karena tersenggol, dia menghajar orang.
Dalam konteks kalimat, idiom yang sama berarti suka memukul atau mudah untuk melayangkan pukulan ke orang lain.
- Setelah bekerja membanting tulang dan mandi peluh seharian, Doni tertidur pulas sekali.
Dalam konteks kalimat ini, kedua idiom tersebut berarti bekerja sangat keras dengan segenap tenaganya.
- Don't cry in your beer. Get yourself straightened out.
Ada orang-orang dalam masyarakat Barat tempo dulu bila sedang tertekan dan menyesali diri/ menyesali nasib jadi tenggelam dalam minuman keras. Dengan mengetahui konteks tempo dulu ini, kita bisa mengira-ngira bahwa makna dari idiom tersebut adalah "menyesali diri"
Pengenalan terhadap konteks internal dan external teks dapat berguna sekali dalam memahami makna sebuah idiom. Mengapa demikian? Karena kelahiran idiom tidak bisa dilepaskan dari sejarah yang dialami oleh suatu masyarakat tutur bahasa tersebut, juga tidak terlepas dari budaya masyarakat tersebut.
Idiom pada umumnya merupakan metafora yang digunakan sehari-hari dalam bahasa percakapan (colloquial metaphor). Untuk memahami metafora tersebut, kita perlu berada di dalam budaya tersebut, atau setidaknya memahami pengetahuan dan informasi yang mendasar, serta mempunyai pengalaman berinteraksi dengan budaya tersebut untuk bisa memahami referensi-referensi kultural dan historis dari suatu idiom. Dipandang dari sudut peranannya dalam kehidupan bermasyarakat, idiom lebih merupakan dari budaya. Sebagai bagian budaya, tentu saja maknanya tidak bisa didapat dari elemen-elemen penyusunnya.
Idiom ada dua jenis, yaitu idiom penuh dan idiom sebagian
0 komentar:
Posting Komentar